But, Seriously…

Daily Diets of an Ephemeral Cultural Stalker

Archive for February 13th, 2010

EXPEDITION BORNEO, di Discovery dan BBC

with 4 comments

Journey deep into the heart of Borneo and uncover the lost world of jungles, mountains and ravines.

Kalimat di atas adalah sebuah tag line atau kalimat perkenalan untuk sebuah acara TV yang sedang saya suka. Saluran Discovery bekerja sama dengan WWF menghimpun sebuah tim yang terdiri dari para penjelajah alam, ilmuwan, dan pembuat film dokumenter alam, dalam sebuah ekspedisi menembus jantung Borneo yang disiarkan dalam acara lima bagian.

Tujuan ekspedisi adalah membangkitkan kesadaran akan keragaman dan kemurnian hutan tropis Kalimantan, yang merupakan salah satu wahana keanekaragaman hayati paling kaya di bumi, sebelum hilang oleh meluasnya perkebunan, pertambangan, dan pemukiman di wilayah itu. Dr. Tara Shine, salah seorang peserta ekspedisi, berucap, “mungkin jika kita berhasil menemukan binatang-binatang jarang seperti Macan Loreng, kita bisa membantu meningkatkan status pelestarian wilayah unik ini agar bisa diselamatkan untuk selamanya.”

Pekerjaan tim yang dipecah jadi beberapa tim kecil ini sederhana: menjelajah daerah-daerah hutan, pegunungan, dan jurang-jurang Kalimantan yang belum pernah disentuh manusia; dan mendokumentasi spesies-spesies fauna dan flora di wilayah-wilayah “gelap” itu dengan bantuan teknologi film.

Tapi, pelaksanaannya jelas tak sederhana. Seringkali, mereka berkalang maut. Jika melihat, misalnya, bagaimana kamera gigih mengikuti tim pemanjat gunung, menempel pendakian di tebing-tebing yang musykil, saya merasakan benar apa arti “berjihad” dalam media. Segera, pikiran saya melayang kepada para “orang media” yang bermain di wilayah aman di ibukota, meliput artis-artis dan pesohor, dan merasa mereka telah bekerja keras.

Tim ini, dalam waktu empat minggu mereka menjelajah, berhasil mencatat sekitar 1000* spesies yang sebagiannya belum pernah ditemukan di daerah itu sebelumnya. Mereka juga dituntun penduduk lokal ke sebuah gua tempat lukisan batu berusia 10.000 tahun (adakah kita, orang Indonesia, tahu kita punya warisan prasejarah ini di Kalimantan). Dan salah satu tim melakukan penjelajahan sebuah lubang raksasa di tengah hutan yang tak terjamah manusia. Lubang itu adalah gua bawah tanah purba, yang atapnya runtuh di suatu masa.

Untuk apa? Seperti para naturalis sejak berabad-abad lalu, pencatatan semacam ini penting untuk memahami lebih jauh planet bumi yang kita tinggali ini. Berbagai kemungkinan saintifik, ekologis, kultural, hingga filosofis, bisa terhidang dari kegiatan tiada laba ini.

Ingat, misalnya, betapa kegiatan para naturalis Eropa mendokumentasi secara visual spesies-spesies flora dan fauna yang ada di Nusantara telah melahirkan sekelompok jurugambar yang pada akhirnya menjaring seorang istimewa –Raden Saleh: boleh jadi manusia Renaissance (dalam arti, terdidik dalam humanisme Eropa gaya Abad Pencerahan) pertama dari Jawa karena bakatnya yang luar biasa dalam melukis.

Itu sekadar salah satu kemungkinan. Yang jelas, saya pribadi, menonton acara ini, dan merasa desakan kuat untuk mengagumi alam ini, dan mensyukurinya. Saya hanya berharap, rasa syukur ini tidaklah pasif –saya jadi ingin sekali serta dalam melestarikan Nusantara ini, sebisa saya.  Apalagi, lanjutan tagline acara di atas, adalah: “…sebelum kehidupan hutan ini hilang untuk selamanya…” *** (HD)

======

Keterangan lain soal ekspedisi ini, silakan dibaca di sini. Foto-foto, dan keterangan lain soal serba-serbi hutan tropis, bisa juga didapat di sini.

*) Catatan: di situs Discovery, angka yang disebut adalah 100, bukan 1000.

Written by hikmatdarmawan

February 13, 2010 at 10:15 pm

Posted in Uncategorized

Tagged with , ,